Komunikasi
intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu sendiri. Jadi,
individu tersebut berperan sebagai pengirim informasi (komunikator) sekaligus penerima
informasi (komunikan) dan kemudian memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri
dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal terjadi
ketika seseorang melakukan kegiatan yang memerlukan proses perenungan,
perencanaan Komunikasi intrapersonal yang biasa dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari antara lain ; beribadah, introspeksi diri, dan saat berpikir secara
kreatif. Proses pengeloalaan informasi dalam komunikasi intrapersonal melalui
beberapa tahapan yakni sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
1.
Sensasi
Sense
artinya alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sedangkan sensasi adalah tahap
pertama penerimaan informasi (verbal dan non verbal) dari lingkugan luar yang
diterima oleh alat indra kita. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan
sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita,
seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah
sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan
spontan.
Sensasi meliputi
5 macam alat penginderaan yaitu :
1. Sensasi
Penglihatan (oleh mata)
2. Sensasi
Pendengaran (oleh telinga)
3. Sensasi
Penciuman (oleh hidung)
4. Sensasi
Pengecapan (oleh lidah)
5. Sensasi
Perabaan (oleh kulit)
Dalam proses
penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena
setiap stimulus yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera.
Agar proses penerimaan ini baik terdapat beberapa syarat yaitu :
a. Adanya objek
yang di amati atau kekuatan stimulus
b. Kepastian alat
indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
c. Pengalaman dan
lingkungan budaya
Setiap individu
dalam proses pengolahan informasi berbeda satu sama lainnya, hal ini karena
kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) serta afektifnya berbeda. Dalam
psikologi stimulus yang datang dari luar yang diterima oleh organisme seseorang
yang berbeda maka dalam mengrespon / menanggapinya pun berbeda seperti halnya
dalam proses sensasi yaitu S-O-RS, Stimulus-Organisme-Respons. Tidak selamanya
proses sensasi itu berjalan mulus, dalam faktanya ada saja faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya. Faktor itu bisa saja dari luar maupun dari dalam diri
kita, kalu dari luar misalnya jarak stimulus dengan alat indera kita ataupun
lamanya stimulus untuk kita respons. Kalau dari dalam diri kita yaitu sebaik
apa keberfungsian alat indera kita untuk menerima stimulus itu dan sejauh mana
untuk kognitif kita dalam merespons stimulus itu.
Selain itu,
sensasi dapat pula berpengaruh terhadap tingkah laku kita. Dengan merespons
stimulus yang ada membuat kita akan melakukan atau bertindak sesuatu hal. Untuk
bertindak itu pula kita akan dipengaruhi oleh kemampuan kognitif serta kepekaan
perasaan kita tentang sesuatu hal. Maka dari itu sensasi, kemampuan kognitif,
serta perasaan saling terkait dan saling berpadu dalam penerapannya di
kehidupan sehari-hari.
2.
Persepsi
Persepsi
adalah proses mengartikan atau menafsirkan informasi atau pesan yang diterima
oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang ditangkap oleh indera kita. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan
Faktor Eksternal.
a.
Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti
terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap
orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat
berbeda.
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada
pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap
suatu obyek.
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban
sesuai dengan dirinya.
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan
dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk
mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi
bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari
linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut
dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan
mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
- Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus.
Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk
ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu
obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan
lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
- Keunikan dan kekontrasan stimulus.
Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang
lain akan banyak menarik perhatian.
- Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberi makna
lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali
dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek
yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
3. Memori
Dalam
komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalm mempengaruhi
persepsi maupun berpikir. Memori adalah sistem yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves, 1976).
Setiap stimuli menenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara
sadar atau tidak sadar. Memori melewati
tiga proses :
a.
Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor
indera dan sirkit syaraf internal.
b.
Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada
beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif.
Secara aktif bila kita menambahkan informasi tambahan, kita mengisi informasi
yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri ( inilah desas-desus menyebar
lebih banyak dari volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.
c.
Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah
menggunakan informasi yang disimpan.
a. Pengingatan (Recall), Adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi
secara verbatim ( kata demi kata ) tanpa petunjuk yang jelas. Misalnya : jika anda ditanya apa jenis ikan laut yang
termasuk mamalia? Anda akan menjawab
dengan pengingatan yang tersimpan dalam memori.
b. Pengenalan (Recognition), atinya agak sukar mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah
mengenalnya kembali. Misalnya : Siapa nama presiden Indoensia sekarang? Artinya
diberi dua kemungkinan jawaban, jadi menjawab bukan karena pengingatan tetapi
pengenalan terhadap Presiden tsb.
c. Belajar Lagi (Relearning) artinya menguasai kembali pelajaran yang sudah diperoleh termasuk
pekerjaan memori. Misalnya disuruh menghafal pelajaran yang lalu.
d. Redintegrasi (Redintegration), adalah merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk
memori kecil. Misalnya pada hari raya, kita akan terkenang pada bau, suasana,
warna dll, inilah kadang-kadang menyebankan kita sedih atau gembira bila ada
kenangan tersebut.
4.
Berpikir
Berpikir
adalah proses dalam pengambilan kesimpulan. Pada proses ini melibatkan sensasi,
persepsi dan memori. Misalnya dalam mengerjakan suatu soal matematika, pertama
kita akan menangkap tulisan dan gambar ( sensasi ), kita membaca dan mencoba
memahami apa yang d iminta ( persepsi ), pada saat membongkar memori untuk
memahami apa yang disebut dengan garis lurus, segi empat dan kemungkinan soal
yang sama mada masa lalu ( memori ).
Adalah mengambil kesimpulan dimulai hal yang umum
ke hal yang khusus.
Contoh : Semua makhluk
hidup bakal mati. Kucing termasuk makhluk hidup, jadi kucing bakal mati.
Adalah mengambil
kesimpulan dimulai dari hal khusus ke hal yang umum dan melakukan generalisasi.
Contoh : Arya pandai matematika. Bayu pandai dalam kimia. Anita pandai dalam
bidang fisika, Saya menyimpulkan bahwa siswa kelas 12-IPA-1 pandai dalam ilmu
eksak.
Adalah berpikir
kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam
berpikir eveluatif kita dapat mengungari atau menambag gagasan, kita menilai
menurut kriteria tertentu.
Fungsi
Berpikir :
1.
Menetapkan keputusanKeputusan merupakan hasil berpikir; keputusan
melibatkan berbagai alternatif, keputusan melibatkan tindakan nyata.
2.
Memecahkan persoalan
3.
Berpikir kreatif