• Home
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Sitemaps

Masuk Aja, Selagi Gratis

Select Menu
  • Home
  • MATKUL
    • ESTETIKA
    • KOM-DAS
    • TIPOGRAFI
    • KEMASAN
  • Iseng
    • PROFILE
    • SHARING
    • STORY
  • Contact Me
Home » Desain » Komunikasi Dasar » Semiotika Dalam Desain Rambu Lalulintas

17 Desember 2014

Semiotika Dalam Desain Rambu Lalulintas

Unknown
Add Comment
Desain, Komunikasi Dasar
17 Desember 2014

Apa yang Anda pahami ketika di pinggir jalan terlihat sebuah rambu lalulintas berbentuk lingkaran merah dengan tanda panah warna hitam ‘belok kiri’ dan garis silang merah yang memotong di tengahnya? Tentu Anda akan memahaminya sebagai rambu lalulintas yang menunjukkan larangan berbelok ke kiri bagi kendaraan bermotor atau pun tidak bermotor untuk masuk jalan simpangan atau pun berpindah jalur yang searah lalulintas.

Apa pula yang Anda ketahui manakala melihat lingkaran warna biru dengan anak panah warna putih mengarah belok kiri. Pasti Anda akan mengartikan rambu tersebut sebagai sebuah kewajiban pengendara kendaraan bermotor atau pun kendaraan tidak bermesin untuk mengikuti arah yang ditunjukkan oleh tanda tersebut.

Bagaimana respon Anda saat menyaksikan bidang kuning segi empat di dalamnya terlihat visualisasi anak panah hitam yang digambarkan belok kiri. Tentu ketika melihat rambu semacam itu, Anda dengan serta merta akan mengurangi kecepatan dan belok kiri dengan hati-hati. Kenapa hal itu perlu dilakukan, karena secara pasti rambu tersebut memberikan informasi perihal tikungan tajam ke kiri.

Dari berbagai contoh kasus di atas, kita dapat membedakan ketiga rambu lalulintas tersebut berdasarkan makna warna yang terkandung dari sebuah tanda dengan anak panah yang divisualkan belok kiri.

Rambu lalulintas berbentuk segitiga dan di dalamnya tertera tanda panah belok kiri dengan latar belakang warna merah disepakati sebagai sebuah tanda yang bermakna larangan. Jika dilanggar oleh pengguna jalan raya, maka sanksinya akan ditilang oleh Polisi. Rambu dengan dasar biru di tengahnya diberi visualisasi tanda panah belok kiri dirujuk sebagai sebuah kewajiban bagi pengendara kendaraan. Sedangkan segi empat warna kuning dengan objek yang sama dimaksudkan sebagai informasi bagi pengguna jalan raya tentang kondisi geografis sebuah kawasan.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .

Kenapa sebuah simbol – dalam hal ini rambu lalulintas – dengan bentuk yang sama tetapi beda kemasan warna, maknanya pun menjadi beragam. Hal itu terjadi karena simbol merupakan tanda yang diartikan, dipergunakan dan dimanfaatkan berdasarkan konvensi, peraturan atau kesepakatan bersama. Artinya, simbol baru mampu dipahami jika seseorang sudah mengerti makna yang telah disepakati sebelumnya.
Simbol sebagai bagian dari tanda (biasanya berujud kata atau gambar) menurut Ferdinand de Saussure memiliki dua aspek yang ditangkap indra kita yang disebut signifier, bidang penanda atau bentuk. Sedangkan aspek lainnya dikatakan sebagai signified, bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep dari apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama.

Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek. Petanda terletak pada level of content (tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Dengan demikian, hubungan antara kedua unsur tersebut melahirkan sebuah makna (Saussure, l973:26).

Tanda akan selalu mengacu pada (mewakili) sesuatu hal (benda) lain, disebut referent. Lampu merah mengacu pada ‘berhenti berjalan’. Wajah cerah mengacu pada ‘kebahagiaan’. Lelehan airmata mengacu pada ‘kesedihan’. Apabila hubungan antara tanda dengan yang diacu terjadi, maka dalam benak orang yang melihat, atau mendengar, akan timbul suatu pengertian.

Oleh: Sumbo Tinarbuko
Suka Artikel? Bagikan: Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Semiotika Dalam Desain Rambu Lalulintas"

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Entri Populer

  • Tokoh-Tokoh Pop Art Dunia
    Tokoh-Tokoh Pop Art Dunia
    Richard Hamilton (1922-2011) Lahir: 24 Februari 1922 Meninggal: 13 September 2011 Tokoh yang paling penting dari k...
  • Definisi POP ART dan Sejarahya
    Definisi POP ART dan Sejarahya
    DEFINISI POP ART     Menurut Oxford Dictionary, dari kepanjangan kata Popular Art, yang kemudian di singkat menjadi “Pop Art”. Pop Art...
  • Sisi Kehidupan Malam Kota Jakarta
    Sisi Kehidupan Malam Kota Jakarta
    Kebanyakan orang memiliki persepsi yang negatif begitu mendengar kata kata kehidupan malam  Kota Jakarta. Akan tetapi ternyata tak sem...
  • Tanda, Makna dan Simbol dalam Komunikasi
    Tanda, Makna dan Simbol dalam Komunikasi
        Tanda (sign) adalah sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita; tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu send...
  • Kalian Pasti Tau Nama Orang-Orang Ini, Tapi Apakah Kalian Tau Singkatannya?
    Kalian Pasti Tau Nama Orang-Orang Ini, Tapi Apakah Kalian Tau Singkatannya?
    Pertama Sebagai pembuka kalian pasti tau sosok diatas dong.Beliau adalah Presiden Indonesia ke 3 setelah Sukarno dan Suharto.Beliau d...

Labels

Komunikasi Dasar Desain Sharing Soccer Profil Tipografi Estetika Story

Archive

  • ►  2015 5
    • ►  Januari 5
  • ▼  2014 22
    • ▼  Desember 7
      • 5 Pemain Sepakbola Terhebat Abad 21
      • Orang Argentina yang Mengubah Sejarah Barca
      • Cara Sukses Marketing Pakai Ilmu Psikologi
      • Semiotika Dalam Desain Rambu Lalulintas
      • Sisi Kehidupan Malam Kota Jakarta
      • Kalian Pasti Tau Nama Orang-Orang Ini, Tapi Apakah...
      • Menurut Anda Siapa Yang Lebih Pintar?
    • ►  November 1
    • ►  Oktober 1
    • ►  September 12
    • ►  Agustus 1

Contact

Nama

Email *

Pesan *

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku
Copyright 2014 Masuk Aja, Selagi Gratis - All Rights Reserved
Template By Dian Anarchyta