Jika sebelumnya kalian sudah membaca postingan saya sebelumnya mengenai Komunikasi Intrapersonal , kalian akan dengan mudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal. Seperti
menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat
diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan
pelaku atau personal lebih dari satu orang. Komunikasi
Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan
hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya (trust).
Bila seseorang punya perasaan bahwa
dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan
lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik dan maksud orang
lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam
bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur
dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya
apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh
dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan
adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah
dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul
2. Perilaku suportif.
Perilaku suportif akan
meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu :
a. Evaluasi dan deskripsi:
maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan
kekurangannya.
b. Orientasi maslah:
mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah.
Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai
tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan
dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain
sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas
perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda,
penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan
keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk
meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap terbuka.
Kemampuan menilai
secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa,
orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh
gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.