A. Pengertian
Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah
orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara
tatap muka atau melalui media. Namun dalam bagian ini yang akan dibahas
hanyalah tatap muka di antara organisasi dan lingkungan eksternalnya. Brooks
menguraikan tipe komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam
mengirimkan pesan kepada publik.
Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik ini
dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelomok kecil adalah :
1. Komunikasi publik
berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Sedangkan pada komunikasi
interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbale balik di antara si
pembicara dengan si penerima yag terlibat. Pada komunikasi organisasi publik,
si pembicara mendominasi hubungan.
2. Pada komunikasi
publik melibatkan sejumlah besar penerima tetap pada komunikasi intepesonal
biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih 5 – 7 orang
penerima.
3. Pada komunikasi
publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dengan pendengar. Hal ini
menjadikan kurangnya interksi secara langsung antara si pembicara dengan si
pendengar lebih-lebih bila pendengarnya makin banyak.
4. Bahasa yang
digunakan dalam komunikasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh
pendengar.
B. Tujuan Komunikasi Publik
Tujuan umum dari komunikasi
publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada sejumlah besar
orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan
hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk
menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi.
Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan
tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping
adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan.
Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang
lengkap.
C. Pentingnya
Komunikasi Publik dalam Organisasi
Organisai sebagai sistem
terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan yang
berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan
organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam
organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers,
kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi telah
menyadari pentingnya komunikasi public ini dan telah mempunyai program-program
khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita
jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti brosur, majalah,
surat-surat edaran CCTV dan poster.
D. Tipe
Komunikasi Publik dalam Organisasi
Bentuk persentasi komunikasi
organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua kategori,
yaitu yang bersifat pemberian informasi ndan mencari komitmen (commitment).
Persentasi yang bersifat pemberian informasi dapat pula dibedakan sebagai
berikut:
Persentasi ini sengaja
diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk memperkenalkan
mereka dengan lingkungan kerja yang baru. Persentasi ini merupakan satu seri
komunikasi tertulis dan lisan yang menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui
oleh anggota organisasi.
2. Persentasi untuk Latihan Pekerjaan Tertentu
Bila sejumlah anggota
organisasi diberi jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh
pelatih, melalui beberapa bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu merupakan topik yang paling umum dari persentasi jabatan.
Disamping itu juga diberi kesematan untuk berdialog antara pelatih dan yang
dilatih.
Tiap-tiap subunit organisasi
haruslah menyampaikan informasi tentang apa yang mereka lakukan. Ini dilakukan
untuk memudahakan dalam pemberian laporan status subunit masing-masing. Laporan
status biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi.
Tiap-tiap supervisor melaporkan statusnya masing-masing kepada atasanya namun
kadang laporan itu mengalir horizontal kepada unit atau subunit bila dirasa
perlu. Laporan status kadang disertai memorandum dan laporan produksi. Laporan
mungkin diberikan secara teratur dan juga kadang-kadang dapat diberikan secara
informal.
4. Laporan Kepada Dewan Pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk memberikan
laporan kepada dewan pengurus atau yayasan yang membina organisasi.
Kadang-kadang dewan pengurus ini mempunyai otoritas terhadap karyawan yang
member persentasi dan kadang-kadang tidak.
Kadang-kadang pemimpin merasa
perlu mengadakan rapat umum beserta seluruh karyawanya. Salah satu kegiatan
utama dalam rapat tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada karyawan
yang mungkin berkenaan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru
yang perlu diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan
secara cepat.
Bentuk kedua dari komunikasi
publik dalam organisasi adalah untuk mencari komitmen. Komunikasi ini
dimaksudkan untuk mempengaruhi pendengar melalui informasi yang diberikan.
Beberapa tipe dari persentasi ini adalah:
Tipe yang paling nyata dari persentasi untuk mencari komitmen
adalah persentasi yang dilakukan oleh seorang bagian pemasaran yang mencoba
meyakinkan orang lain tentang hasil produksi atau pelayanan organisasinya. Atau
persentasi yang diberikan oleh seorang pemimpin mengenai rencana baru yang
dilakukannya dan mencari pemberian dana untuk itu.
Bila persentasi yang diberikan untuk mempengaruhi orang agar
mau bekerja keras atau meningkatkan produksi maka persentasi itu dimanakan
memotivasi. Pesentasi ini dapat langsung diberikan secara tatap muka, dapat
juga melalui media tertentu seperti Koran atau brosur.
c. Persentasi penerimaan Karyawan atau Mahasiswa
Persentasi ini dilakukan secara tertulis yang menjelaskan
syarat-syarat diperlukan bagi calon yang dibutuhkan. Di samping itu juga
imbalan-imbalan apa yang akan diperoleh bila diterima.
Pendekatan ini tidak sama dengan tiga bentuk yang telah dibicarakan
di atas. Persentasi ini tidak terbatas pada situasi tertentu. Persetasi ini
dibentuk sutu tim yang ahli dalam hal tersebut yang terdiri dari 3 atau 4 orang
dan yang akan melakukan persentasi sesuai dengan bidang mereka masing-masing.
Tujuan dari persentasi ini adalah untuk membujuk orang atau meyakinkan orang
agar mau menerima ide-ide yang disampaikan.
E. Analisis Pendengaran dan Persiapan Komunikasi Publik
Berikut ini diberikan
langkah-langkah secara garis besar dalam mempersiapkan suatu persentasi
komunikasi publik bedasarkan analisis pendengar.
1. Si pembicara menentukan
siapa yang menjadi pendengarnya atau siapa yang akan mendengarkan. Si pembicara
harus menjawab pertanyaan ini sebelum mengumpulkan data atau mempersiapkan persentasi.
Pembicara hendaknya dapat mempelajari berapa besarnya pendengar dan latar
belakang demografis dan psikologi mereka. Setelah itu baru memilih topik yang
diduga disukai oleh pendengar. Untuk mengetahiu informasi yang lebih
banyak mengenai pendengar mungkin dapat dilakukan dengan melakukan interviu
dengan beberapa yang mengetahiu keadan pendengar atau mungkin membca mengenai
perspektif pendengar.
2. Pembicara haruslah
mengumpulkan data tentang pendengar. Setelah itu dia harus belajar tentang sikap
dan karakteristik mereka. Dengan informasi yang diperoleh si pembicara dapat
membentuk dugaan atau asumsi.
3. Pembaca haruslah menulis
paper posisi yang menjelaskan bagaimana reaksi pendengar menurut pikirannya.
4. Berdasarkan informasi pada paper
posisi si pembicara hendaknya membuat garis-garis besar dari pembicaraan.
5. Bila lebih banyak informasi
yang tersedia si pembicara hendaknya terus-menerus merevisi garis besar dari
pembicaraan. Sifat fleksibel merupakan kunci dari proses perencanaan. Kapan
saja pembicara menemukan efektivitas pembicaraannya hendaknya dilakukan
perubahan.
F. Penyampaian Komunikasi Publik
Persiapan persentasi yang baik
hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga memungkinkan
komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh
pesan yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja
disampaikan. Pembicara bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga
dank arena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan seefektef mungkin. Untuk
menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlulah diperhatikan beberapa hal
seperti bertkut:
Kontak mata adalah teknik
komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya
kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak mata
juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang
berhasil haruslah menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan
hubungan dengan pendengar si pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung
dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu persentasinya. Kontak mata dengan
pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor pemdengar dan
merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.
Kecepatan berbicara, nada dan
irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam
penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara
yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya
persentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan
membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar.
Kadang-kadang suatu persentasi
disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana pendengar rileks, maka
penyampaian persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu
juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga
hendaknya bersifat formal. Di smping mempertimbangkan kondisi dan topic
pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar untuk
didengar.
Kunci strategi yang terbaik
adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi, si pembicara
terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topic
pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan
analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah
bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar.